Dalam
pengukuran metode gravitasi, percepatan gravitasi yang diukur tidak hanya
berasal dari densitas yang dipengaruhi oleh anomali saja, tetapi ada
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi data percepatan gravitasi yang diukur,
diantaranya yaitu efek variasi waktu (efek kelelahan alat (drift) dan efek
pasang surut (tidal)) dan satu lagi yaitu efek variasi spasial (efek topografi, efek
lintang dan lain sebagainya).
Oleh
karena banyak faktor yang mempengaruhi nilai pengukuran gravitasi, maka perlu
dilakukan koreksi-koreksi di dalam proses pengolahan datanya.
A. Koreksi Karena Variasi Waktu
v Drift
and Tidal Correction (Koreksi Kelelahan Alat dan Pasang Surut)
Koreksi drift dilakukan karena adanya kelelahan alat (pegas) ketika dilakukan pengukuran. Setelah dipakai berulang-ulang pada satu hari pengukuran maka pegas tersebut akan mengalami kelelahan untuk koreksinya ialah dengan kembali melakukan pengukuran di titik base sesering mungkin. Pengukuran kembali di titik base dapat dilakukan setiap satu jam sekali atau dua jam sekali tergantung kondisi yang terjadi di lapangan. Namun, semakin sering melakukan pengukuran kembali maka akan semakin baik dalam mendapatkan data untuk koreksi.
Koreksi tidal ialah
koreksi yang dilakukan untuk menghilangkan efek tarikan gravitasi
dari benda-benda ruang angkasa (bulan dan matahari) yang berubah terhadap
waktu. Biasanya koreksi ini dilakukan bersamaan dengan
koreksi drift. Persamaannya dapat dituliskan sebagai
berikut.
Koreksi ini dilakukan karena bentuk pengaruh dari bentuk bumi yang ellipsoid (tidak bulat sempurna) menyebabkan terjadinya perbedan jari-jari bumi, pengaruh ketinggian dan juga pengaruh dari efek topografi bumi.
Koreksi ini dilakukan untuk mengoreksi nilai gaya berat pada setiap lintang geografis yang disebabkan oleh bentuk bumi yang ellipsoid dan adanya gaya sentrifugal yang disebabkan oleh rotasi bumi. Persamaan untuk koreksi lintang adalah :
Koreksi ini merupakan koreksi pertama yang dilakukan untuk perhitungan kelebihan massa pada titik observasi terhadap permukaan laut. Selain itu, koreksi ini menghitung defisiensi massa pada titik observasi yang terletak di bawah permukaan laut. Bentuk persamaan dari koreksi ini adalah :
B. Koreksi
Karena Variasi Spasial
Koreksi ini dilakukan karena bentuk pengaruh dari bentuk bumi yang ellipsoid (tidak bulat sempurna) menyebabkan terjadinya perbedan jari-jari bumi, pengaruh ketinggian dan juga pengaruh dari efek topografi bumi.
v Latitude
Correction (Koreksi Lintang)
Koreksi ini dilakukan untuk mengoreksi nilai gaya berat pada setiap lintang geografis yang disebabkan oleh bentuk bumi yang ellipsoid dan adanya gaya sentrifugal yang disebabkan oleh rotasi bumi. Persamaan untuk koreksi lintang adalah :
v Free
Air Correction (Koreksi Udara Bebas)
Koreksi
ini untuk menghilangkan pengaruh dari ketinggian terhadap nilai pengukuran
pada suatu titik pengamatan. Dengan h adalah ketinggian stasiun titik
pengamatan dari permukaan laut.
v Bouger
Slab Correction (Koreksi Bouger)
Koreksi ini merupakan koreksi pertama yang dilakukan untuk perhitungan kelebihan massa pada titik observasi terhadap permukaan laut. Selain itu, koreksi ini menghitung defisiensi massa pada titik observasi yang terletak di bawah permukaan laut. Bentuk persamaan dari koreksi ini adalah :
dengan
r ialah densitas rata-rata dari batuan di sekitar area pengukuran.
v Terrain
Correction (Koreksi Topografi)
Koreksi
ini menghitung variasi percepatan gravitasi yang disebabkan variasi dari topografi
pada setiap titik observasi. Bentuk dari persamaannya adalah :
Nilai
gravitasi yang benar-benar ditimbulkan oleh sumber batuan bawah permukaan
dikenal dengan anomali gravitasi (anomali Bouger). Anomali gravitasi
menggambarkan variasi lateral dari densitas batuan yang secara tidak
langsung menggambarkan struktur geologi bawah permukaan. Hal ini menyebabkan
metode gravitasi digunakan sebagai pengukuran geofisika tahap awal dalam
eksplorasi migas (basement setting), tambang, panas bumi dan lain
sebagainya.
v Isostasy
Correction
Isostasy
berlaku pada pegunungan skala yang luas, pegunungan di tengah laut. Anomali
gravitasi berskala besar menunjukkan bahwa litosfer yang didukung hidrostatik
yaitu kolom batu mengapung di atas tingkat kompensasi. Anomali gravitasi skala
besar akibatnya mencerminkan struktur litosfer. Beberapa daerah dari Bumi, meskipun,
tidak seimbang isostatik .
Sebuah
pengukuran gravitasi di pegunungan akan menampilkan gravitasi Bouguer negatif,
karena gunung-gunung memiliki akar kepadatan rendah .
Keseimbangan
isostatic bertanggung jawab untuk elevasi.
Rujukan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar